Nilai moral
“Sekarang
aku sudah semester dua kelas X” Kata sekar saat memasuki kelasnya yang masih
namapak kosong,namun sudah ada beberapa tas yang entah kemana pemeliknya. Sekar yang melihat kelas masih
kosong mengambil buku dari dalam tasnya dan membuka lembar-lembar halaman buku,
ia membaca sambil menunggu teman-temanya datang.
“Sekar
kamu sudah dari tadi,yah datangnya? Tanya fiska teman sebangku sekar sambil
menyimpang tasnya. “Tidak, aku baru saja datang?” jawab Sekar dan melihat ke
arah Fiska. “buku apa yang kamu baca itu? Tanya Fiska sambil melirik buku yang
berada di tangan Sekar. “oh, ini buku yang kemarin aku pinjam di perpustakaan,
ini buku tentang beberapa tumbuhan yang memiliki khasiat.
“asalamu alaikum.” Ucap beberapa teman yang baru datang.” walaikum salam” jawab
Sekar dan Fiska. “eh, apa pekerjaan rumah kalian berdua sudah selesai” tanya
seorang teman kepada Fiska dan Sekar. “tentu saja sudah selesai aku tidak
berani tidak mengerjakan tugas. Apalagi dengan sekar dia sama sekali tidak
pernah melupakan tugas yang diberikan guru padanya, maka dari itu ia selalu
mendapat juara umum setiap semester.” Cerita Fiska panjang lebar. “Eh, Fiska
bagaimana kalau kita nanti sore jalan-jalan di taman alaun-alaun desa? “Wah itu ide
yang bagus Sekar apa kamu mau ikut Iras?” Tanya fiska kepada temanya
yang mengobrol bersama mereka yang tepat berada di sampingnya. “Bukanya aku
menolak tapi aku ada jani dengan adikku akan ke kota nanti sore.” Iras menolak
ajakan fiska. Dan bel berbunyi menandakan masuk jam pelajaran pertama. “ Eh,
bel sudah bunyi.” Kata sekar
Guru
bhs inggris telah masuk di kelas X.a tepat di ruang kelas Sekar dan Fiska. “Good morning student. How are you today
?” sapa Mis Mila kepada siswa dan siswi
kelas X.a “ morning miss, i’m fine.” Jawab siswa bagaikan suara drum yang
bersamaan namun, sopan. “So, what home work yore all finish ? tanya mis Mila sambil menyalakan
notebooknya. “yes, mis” jawab serentak para siswa “ good. So Captain of class
take homework youre friends.” Pinta mis mila kepada ketua kelas. “okey. Mis.”
Jawab ketua kelas sambil berdiri dari tempat duduknya untuk mengambil tugas
teman-temanya. Saat pelajaran di mulai beberapa kali mis Mila menayakan
beberapa pertayaan kepada siswa kelas X.a dan Sekar lah yang paling sering
menjawab pertayaan dari mis Mila. Di sisi lain ada beberapa teman yang tidak
meyukai sekar salah satunya adalah Olivia karena mereka merasa sekar mencari
muka di depan para guru. Saat pelajaran selesai Mis mila memanggil sekar dan
Olivia “sekar olivia come to me!!” pinta mis mila sambil membereskan
notebooknya. “ye mis” jawab sekar dan olivia. “you both is smart. We alwasy
answer with so good.” Puji guru kepada Sekar dan olivia. “thaks mis” kata sekar
dan Olivia hanya terseyum. “so, we can
help me, we can take this book to teacher room” pinta mis mila kepada sekar dan Olivia. “ye mis”
sekar dan olivia membawa buku-buku tersebut yang lumayan banyak ke ruangan
guru. Sekar keluar lebih dulu dan olivia masih didepan pintu ruang guru.
Beberapa saat kemudia guru-guru terdengar membicarakan sekar. “Wahh..semakin
hari Sekar semakin cakap dalam berbicara dan semakin pintar dalam menanggapi
beberapa pertayaan,yah?” Olivia mendengar suara seorang guru memuji sekar.
“iya, sekar memang selalu meningkatkan kualitas dirinya dari hari ke hari, saya
sangat menyukai caranya berbicara dia sangat sopan dan ramah beruntung sekali
orang tuanya memiliki putri seperti sekar.
Setelah
mendengar pembicaraan guru-guru di ruang guru tadi Olivia merasa marah dan
pergi ke kelas, dan tiba-tiba tidak sengaja sekar menambarak Olivia yang sedang
berjalan, Olivia mendorong sekar hingga
jatuh lalu pergi tanpa minta maaf.
Sore harinya
Sekar dan fiska berjalan-jalan di alun-alun desa dengan sepeda, mereka berhenti
di dekat temapat duduk taman untuk beristirahat, dan tiba-tiba Olivia datang
dan melihat sekar dan bercanda tawa bersama fiska, “bukankah itu Olivia ?”.
gumam fiska dalam hati. Dan tiba-tiba Sekar melihat seorang anak kecil menangis
memeluk buku tidak jauh dari tempat
duduknya. Sekar mendatanginya dan berbicara lembut terhadap anak itu “ada dek,
kenapa kamu menangis?”. Rumahku kebakaran orangtuku meninggal karena kebakaran
itu skerang aku tidak tahu aku harus tinggal dimana dan aku sudah tidak bisa
sekolah lagi.” Kata anak itu Sekar merasa sangat sedih melihat anak itu, ia
mencaoba berfikir dan Andre dan kakeknya datang. Sekar beridi dan mencoba
memberi salam kepada kakek Andre. “ini kakeku di baru datang ke Indonesia dia seorang dosen di
salah satu universitas di Singapura.” Andre memperkenalkan kakeknya. “ senang
bertemu dengan anda “ kata Sekar. “ ada
apa dengan anak kecil ini sekar” tanya Andre sambil menatap anak kecil yang
menangis itu. Sekar menceritakan segalanya kepada Andre . “lalu apa yang bisa
dilakukan untuk anak ini?“ Tanya Andre “
aku beniat untuk memasukkannya ke sekolah anak yatim piatu yang dikelola oleh ibuku” jawab sekar denga
senyum yang terukir di bibirnya. “ lalu bagaimana dengan biayanya.” Tanya andre
“ di sekolah itu Ibuku tidak memungut biaya sedikitpun. Aku yang sering
mengajar disana bersama fiska” kata Sekar “ Wah, mulai sekali hatimu dan Ibumu
kalian mau mengajarkan anak-anak yang haus akan ilm, jika semua generasi bangsa
seperti kamu pasti bangsa ini akan sangat maju. Olivia dan Fiska yang berda di belakang sekar mendengar semua
yang dibicarakan Sekar dengan Andre dan kakeknya. “sekar, aku ingin minta maaf kepadamu,
ternyata kamu sangat berhati mulia aku tidak menyaka kamu mau membantu
anak-anak ini. Apakah aku bisa ikut mengajari anak-anak di sekolah yang dikeloal Ibumu itu? “ Olivia yang memegang
tangan Sekar. “tentu aku mau memaafkanmu, dan semakin banyak yang mengajari
anak-anak itu semakin baik “ Apakah kamu bersandiwara lagi ?” kata Andre “
Andre kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang lain?” kata kakek
andre sambil menepuk pundaknya. “tapi kakek Olivia ini sangat jahat, dia sering
sekali menjahili Sekar karena dia merasa cemburu pada Sekar ” kata Andre. “tapi
semua orang mempuyai kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi. Dan inilah anak-anak
yang memiliki moral baik mau meminta maaf saat mengetahui bahwa dirinya
bersalah dan memaafkankan teman yang telah jahat kepadanya. Kalian memperlihatkan
bahwa kalian adalah anak-anak terdidik. Anak yang terdidik memperlihatkan
dirinya bukan hanya kepeintaran yang dimiliki,namun moral yang dimilikinya.
6 bulan
kemudian Sekar, Fiska, Olivia,Andre mereka sudah kelas XI. Dan mengetahui
betapa pentingnya pendidikan moral. Mereka semakin sering menolong anak-anak
yang haus akan ilmu. Mereka juga mngutamakan pendidikan moral. Pada hari
libur mereka bertemu dan Andre berkata “ kakekku mau ketemu dengan kalian”
kata Andre. “ bagaiman caranya kakekmu bisa ketemu kita diakan ada di singapura
“ tanya Fiska “Fiska, Fiska sekarang ini
teknologi sudah semakin jadi kita akan menggunakan Video Call” kata Andre
sambil mengeluarkan Notebooknya. “ Hi, kakek” seru mereka semua setelah telepon
sudah tersambung dengan kakek Andre. “kakek akan memberikan suatu info kepada
kalian “ kata kakek “ Apa , kek?” tanya Olivia “ternyata banyakl sekali
mahasiswa kakek termotivasi dengan cerita kalian, mereka mengetahui bagaimana
petingnya pendidikan moral dibangding dengan kepintaran. “Cerita? Kapan kami
membuat cerita” tanya Andre dengan penasran. “Cerita itu dibuat oleh Olivia,
Sekar dan Fiska. Cerita yang dibuat mereka dijadikan motivasi di universitas
tempat kakek mengajar”jawab kakek “ kenapa kalian tidak memberitahu aku kalau
kalian membuat cerita” Andre terlihat kecewa kepada teman-temanya itu “ kenapa
kami harus memberitahu kamu, ini hadiah ulatahun untukmu” kata sekar sambil
memberi sebuah buku berisi cerita yang mereka buat untu Andre. Terima kasih,yah
aku sangat beruntung memiliki teman seperti kalian.
“Itulah
cerita Sekar dan teman-temannya. Mereka mencoba meraih mimpi mereka dengan
belajar dengan baik tanpa melupakan betapa pentingnya nilai moral.
END
hope you like me story.
Nama penulis : Hardiyanti yunus